UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
SISWA KELAS III
MELALUI PENERAPAN
MELALUI PENERAPAN
METODE GUIDED INQUIRY - DISCOVERY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang merupakan masalah dari suatu negara menjadi tanggung
jawab pemerintah, masyarakat dan orang tua yang selalu mendapat perhatian.
Maka sudah sepantasnyalah pemerintah menyelenggarakan pendidikan demi
terwujudnya tujuan pendidikan nasional seperti yang dirumuskan dalam GBHN
bahwa :
Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yaitu manusia yang beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, bertanggung jawab dan berproduksi serta sehat jasmani dan
rohani. (Tap MPR No. II/MPR/1993)
Upaya peningkatan kualitas manusia seperti yang terdapat dalam garis
terdepan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tersebut dapat
ditempuh melalui berbagai bidang pembangunan yang salah satu diantaranya
adalah pembangunan di bidang pendidikan. Dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan penting. Oleh karena itu di
Indonesia pendidikan mendapat perhatian yang utama. Mengenai pelaksanaan
pendidikan dalam praktek kesehariannya berbagai usaha Pemerintah telah banyak
dilakukan dengan meningkatkan sarana dan parsarana yang menunjang proses
belajar mengajar termasuk pembangunan gedung dan fasilitas yang lain. Hal ini
dapat dilihat dari sistem pendidikan dan pengajaran yang sudah banyak berbeda
dari tahun-tahun sebelumnya. Ini semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Dari kualitas pendidikan dan pengajaran
yang bermutu, maka akan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu
tinggi. Apabila suatu negara dihuni oleh penduduk yang memiliki SDM yang
tinggi, maka negara tersebut akan maju. Oleh karena itu maka kualitas pendidikan
dan pengajaran haruslah ditingkatkan.
Pengembangan bidang pendidikan mendapat perhatian yang sangat besar
dari pemerintah terutama pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti
tertuang dalam GBHN sebagai berikut :
Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan
penting serta akan sangat mempengaruhi perkembangan dalam masa
Pembangunan Jangka Panjang Kedua. Penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi akan mempengaruhi keberhasilan membangun masyarakat maju
dan mandiri. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi, diarahkan
agar pemanfaatan, pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat
peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, mempercepat proses
pembaharuan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memperluan
lapangan kerja, meningkatkan kualitas, harkat dan martabat bangsa serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pengembangan dan penerapan ilmu
penegtahuan dan teknologi harus didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas melalui pendidikan dan latihan, penataan sistem
kelembagaan, serta penyediaan sarana dan prasarana penelitian penerapan
dan pengembangan yang memadai. Dalam penyelenggaraannya harus
senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya bangsa serta
memperhatikan keterbatasan sumber daya dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup. (1993 : 75)
Uraian di atas jelas bahwa pengembangan bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, diharapkan mampu menghasilkan masyarakat yang cerdas, maju,
mandiri, terampil, siap pakai dan berkualitas.
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai
diterapkan di lingkungan pendidikan Sekolah Dasar. Karena pendidikan Sekolah
Dasar merupakan awal dari tertanamnya pendidikan formal.
xx
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan
kamampuan siswa SD dalam bidang akademis, terutama pada 5 bidang studi
yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS. Selain itu kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke
sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran IPA
dapat melatih keterampilan anak untuk berfikir secara kreatif dan inovatif. Melalui
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan latihan awal bagi siswa untuk berfikir
dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam
sekitarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas jelas bahwa pengajaran IPA
menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA
ditentukan oleh berbagai hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru
itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar-mengajar yang bermakna sesuai
dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. Siswa sebagai
objek pengajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas
karena IQ nya tinggi, ada pula yang kurang karena IQ nya rendah. Untuk itu guru
harus pandai-pandai dalam menyampaikan materi kepada mereka, karena
keberagaman kemampuan yang mereka miliki.
Profesi guru pun dalam dunia pendidikan memiliki peran yang sangat
penting dalam mensukseskan proses belajar mengajar yang dilaksanakan, maka
dari itu dalam melaksanakan tugasnya guru harus menentukan dan membuat
perencanaan pembelajaran secara seksama dalam meningkatkan kesempatan
xxi
belajar bagi siswa dan memperbaiki strategi mengajar IPA. Guru juga harus
mengoptimalkan sarana prasarana yang ada di lingkungan.
UU No. 20 tentang KTSP tiap tingkat satuan pendidikan berhak
menyusun kurikulum sendiri sesuai eksistensi satuan pendidikan yang
bersangkutan. Guru berhak menambah indikator yang sesuai dengan lingkungan
anak, dengan begitu guru lebih leluasa untuk menerapkan metode yang tidak
membosankan bagi anak.
Kebanyakan di lapangan guru lebih aktif daripada siswa. Guru banyak
mengambil inisiatif dalam menetapkan dan menentukan cara memecahkan
masalah. Segala sesuatu diinformasikan secara cermat kepada anak didiknya,
sehingga anak didik tinggal menerimanya. Kegiatan seperti itu memang
mengasyikkan bagi guru, tetapi membosankan bagi siswa karena siswa hanya
sebagai pendengar. Murid dianggap sebagai suatu benda yang kosong tepat diisi
dengan segala macam informasi. Cara belajar mengajar seperti ini, akan
menghasilkan manusia yang konsumtif, kurang kreatif dan kurang berkemampuan
untuk menghadapi tantangan hidup dimasa yang akan datang.
Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai
berbagai macam metode mengajar.
Metode adalah cara yang digunakan untuk memberi kesempatan pada
siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam memilih metode guru juga harus berorientasi
xxii
pada keaktifan siswa. Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada kegiatan siswa.
Guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa (Oemar Hamalik,
2003 : 26-27).
Guru telah banyak mengenal metode pembelajaran antara lain metode
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, eksperimen, proyek, widyawisata,
penugasan, pameran, inquiry, discovery, dan metode ekspositori. Namun Arends
dan pakar model pembelajaran yang lain berpendapat bahwa tidak ada satu model
pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena masing-masing
model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diuji cobakan untuk
mengajarkan materi pelajaran tertentu (Arends, 1997). Berbagai metode dapat
diterapkan dalam dunia pendidikan, misalnya metode yang digunakan untuk
memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuanya untuk memecahkan
suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan
berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berfikir
dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.
Untuk itulah seorang guru harus mengenal, mempelajari dan menguasai banyak
teknik pengajaran, agar dapat menggunakan dengan variasinya, sehingga guru
mampu menimbulkan proses belajar mengajar yang berhasil guna dan berdaya
guna. Dengan menerapkan metode-metode baru dalam proses pembelajaran, akan
menghilangkan kejenuhan dan kebosanan siswa dalam belajar.
Hasil komunikasi dengan guru-guru di Kecamatan Jumapolo banyak
dijumpai guru-guru yang melaksanakan proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode ceramah. Karena memang metode cemarah lebih mudah
xxiii
digunakan untuk menguasai kelas, mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
Perlu disadari bahwa mengajarkan IPA dengan menggunakan metode ceramah
mudah menimbulkan verbalisme, kebosanan dan menjadikan siswa pasif.
Pembelajaran IPA semacam ini dapat diperbaiki dengan metode yang lebih baik,
yakni metode guided inquiry - discovery. Dengan menggunakan metode guided
inquiry – discovery guru dituntut mengajak anak didiknya memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang
paling nyata dan tidak akan pernah habis digunakan sehingga dalam belajar siswa
dapat menemukan masalah sendiri dan menyesuaikannya dengan cara melihat,
meraba, mengecap, berbuat, mencoba, berfikir dan sebagainya. Pelajaran tidak
hanya bersifat intelektual melainkan juga bersifat emosional.
Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa merupakan suatu yang
didambakan, diharapkan baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru
dan masyarakat. Karena pada hakikatnya, kegiatan mengajar adalah proses yang
dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa (Witherington,
1952). Hal ini mengandung pengertian bahwa kegiatan mengajar yang dilakukan
guru menghadirkan proses belajar pada siswa yang berwujud perubahan tingkah
laku, perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan
apresiasi.
Pembelajaran IPA yang diselenggarakan di SD perlu mendapat perhatian,
mengingat pentingnya pembelajaran IPA itu bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dirasakan saat ini hasil prestasi siswa yang diperoleh dari proses
pembelajaran IPA dengan metode ceramah di SD Negeri Karangbangun masih di
xxiv
bawah rata-rata (belum menampakkan hasil yang optimal). Berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil ulangan tengah semester II hanya 8 siswa atau 42% siswa
yang berhasil memperoleh nilai minimal 60. Untuk itulah guru perlu mempelajari
dan mempertimbangkan masalah metode mengajar yang tepat yang sesuai dengan
tingkat perkembangan anak dan juga memperhatikan tujuan pengajaran IPA itu
sendiri.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas maka penulis menyusun
skripsi yang berjudul : “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III
SD Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry - Discovery“.
Gulo W. (92 : 2002) menjelaskan bahwa kemampuan intelektual akan
menjadi optimal pada taksonomi evaluasi, jika inquiry mencapai tingkat optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan :
apakah metode guided inquiry – discovery dapat meningkatkan prestasi belajar
IPA siswa kelas III SDN Karangbangun”?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tujuan tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah dengan metode guided inquiry-discovery dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA.
xxv
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan wawasan dan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dibidang pendidikan dan ilmu pengetahuan lain yang terkait.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa dalam
bidang studi IPA.
2) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar IPA.
b. Bagi Guru
1) Memberi wawasan bagi guru pentingnya penerapan metode guided
inquiry – discovery dalam proses pembelajaran IPA.
2) Dapat menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam bidang studi IPA.
c. Bagi Lembaga
Menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan
menerapkan metode pembelajaran guided inquiry – discovery.
DOWNLOAD FILE FREE :
0 komentar:
Post a Comment