PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONGKRIT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN MATERI PECAHAN


LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONGKRIT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS III SEMESTER GANJIL
DI SD NEGERI BANARAN WETAN II KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012




 


















Oleh :


KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT MALANG
POKJAR NGANJUK
PROGRAM S1 PGSD


 
BAB I
PENDAHULUAN



A.   Latar Belakang Masalah
Merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab bagi lembaga pendidikan khususnya mewujudkan salah satu tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru berperan dalam melaksanakan tugas profesionalnya yaitu mendidik murid dalam rangka mengembangkan kemampuan berfikir dan melatih peranan teknologi. Hal ini dilakukan guru melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar adalah salah satu kegiatan yang berlangsung selama kegiatan pengajaran terjadi, disinilah terjadi interaksi antara guru dan murid.
Gagne Berline (Abin Samsyudin, 1977) menjelaskan bahwa sebagai pengajar atau (Teacher) guru berperan, bertugas dan bertanggungjawab sebagai
a.       perencana (Planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran,
b.      pelaksana (Organizer) yang harus diciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai rencana,
c.       penilai (Evaluation) yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan pembelajaran tersebut.
1
 
Perkembangan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, menghasilkan inovasi di berbagai bidang, lebih pesat dibandingkan dengan inovasi di bidang pendidikan. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktiknya. Seperti pendapat dan beberapa pakar berikut ini :
a.        Harijoyo mengemukakan inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif. Berbeda dan hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
b.       Ibrahim mendefinisikan inovasi pendidikan adalah inovasi (perubahan) dalam bidang pendidikan atau inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh siswa. Akan tetapi, banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi guru maupun perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan perilaku mengajar guru maupun perilaku siswa.
Suatu kebanggaan bagi guru apabila dapat berhasil dalam pembelajaran. Hal ini dapat dikatakan bahwa sasaran utama program pengajaran ialah tercapainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Seperti yang tersebut diatas yaitu tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai.
Guna dituntut untuk melakukan perhaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas jika terjadi hal sebaliknya. Peristiwa seperti ini dialami oleh penulis dalam pembelajaran Matematika Kelas III tentang pecahan, sebanyak 19 siswa yang memperoleh hasil belajar belum mencapai tingkat penguasaan materi. Hal ini membuktikan bahwa hanya beberapa siswa yang dapat mencapai hasil belajar yang sesuai dengan harapan. Selama pembelajaran berlangsung, siswa jarang mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan terhadap penjelasan guru. Untuk peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran.
Sesuai dengan apa yang penulis kemukakan diatas, maka dalam penulisan penelitian penulis memilih judul “Penggunaan Media Benda Kongkret Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Penguasaan Materi Pecahan Pada Siswa Kelas III”.
Metode yang digunakan harus memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif yang melibatkan siswa secara langsung. Dalam hal ini peran dan fungsi guru sebagai suri teladan, motivator dan pengarah bagi peserta didik lebih ditekankan. Dalam bahasa Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, ketiga peran dan fungsi tersebut sejalan dengan asas pengendalian pendidikari yang secara lengkap berbunyi “Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.
Adapun pembelajaran yang digunakan oleh penulis untuk memenuhi tugas tersebut adalah pembelajaran Conceptual Teaching Learning (CTL).
Selain CTL, juga digabungkan dengan pembelajaran yang dikemukakan Jerome Bruner (Perkembangan mental, kebermaknaan) dengan ciri strategi :
1.   enactive (manipulasi obyek langsung),
2.   iconic (representasi gambar),
3.   symbolic (manipulasi simbol),
4.   edgar date (cone experience, kerucut pengalaman).
Dan pembelajaran tersebut tidak lepas pula berbagai metode digunakan penulis untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain metode tanya jawab, ceramah dan pemberian tugas.
Pada pembelajaran Matematika Kelas III tentang pecahan diperoleh hasil evaluasi yang masih jauh dan harapan. Dan 19 siswa yang mendapat nilai 60 ke atas hanya 10 siswa, sedangkan yang lain masih dibawah standart. Selama pembelajaran berlangsung, jarang siswa yang mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan terhadap penjelasan guru.
Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut, penulis merenung dan berdiskusi dengan teman sejawat. Selanjutnya minta bantuan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan dan pembelajaran yang dilaksanakan. Dan hasi! diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
a.  rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,
b.  siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dan guru,
c.  perhatian siswa tidak terfokus pada pelajaran,
d.  pembelajaran yang kurang berhasil.
Berdasarkan hasil pengamatan, refleksi diri diskusi dengan teman sejawat dan hasil diskusi dengan supervisor, terungkap sebab-sebab mengapa siswa kurang memaharni tentang materi yang diajarkan, diantaranya sehagai berikut
a.         pemilihan metode yang kurang tepat,
b.         gaya bicara guru yang terlalu cepat dengan intonasi suara naik turun mengakibatkan penjelasan yang disampaikan guru hanya sepenggal-penggal diterima siswa,
c.         kurangnya alat peraga yang mendukung materi,
d.        kurangnya motivasi belajar dan perhatian siswa ketika pelajaran berlangsung,
e.         kurangnya contoh dalam latihan.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi fokus perbaikan pada kegiatan pembelajaran yaitu
a.     Bagaimana meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pecahan ?
b.     Bagaimana cara membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar Matematika ?

C.  Tujuan Perbaikan
Perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk
a.      meningkatkan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru,
b.      meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pecahan pada mata pelajaran matematika setelah pembelajaran,
c.      motivasi siswa dan membangkitkan minatnya dalarn pembelajaran matematika.

D.   Manfaat Perbaikan
Dengan diadakannya perbaikan dalam pembelajaran, maka manfaat yang diperoleh adalah
1.    memperbaiki nilai prestasi siswa,
2.    memudahkan guru untuk mengevaluasi belajar siswa,
3.              meningkatkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pecahan,
4.    membangkitkan minat dan motivasi siswa dalarn belajar Matematika.

DOWNLOAD FILE  FREE :

0 komentar: