KORELASI TEST IgM SALMONELLA DENGAN TEST WIDAL PADA PASIEN DEMAM TYPHOID



SKRIPSI


KORELASI TEST IgM SALMONELLA  DENGAN
TEST WIDAL PADA PASIEN DEMAM TYPHOID
DI RSUD JOMBANG

Di Buat Untuk Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Institui Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata









PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN  MASYARAKAT
INSTITUT ILMUKESEHATAN
BHAKTI WIYATA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Demam typhoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman batang gram negatif Salmonella typhi maupun salmonella paratyphi A, B, C. Penyakit ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kuman tersebut, dikenal sebagai penularan tinja mulut (fecaloral).(Demam typhoid/ Typhoid fever, www.Jevuska.com /2008/05/10)
Penyakit ini mempunyai tanda - tanda yang khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai demam,    toksemia, gejala-gejala perut, pembesaran linfa, dan erupsi kulit. (Soedarto.1996, hal: 43)
Demam  Typhoid  merupakan  suatu  penyakit  infeksi yang  disebabkan  oleh Salmonella Typhi yang masih di jumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama terletak  di  daerah  tropis  dan  subtropis. Penyakit  ini  juga  merupakan  masalah  kesehatan masyarakat  yang  penting  karena  penyebarannya  berkaitan  erat  dengan  urbanisasi,  kepadatan penduduk,  kesehatan  lingkungan,  sumber  air  dan  sanitasi  yang  buruk  serta  standar  higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.
Besarnya angka pasti kasus demam Typhoid di dunia sangat sulit ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat luas. Data World Health Organization (WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam Typhoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun.  Di negara berkembang, kasus demam Typhoid dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana 95% merupakan kasus rawat jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan rawat inap di rumah sakit. Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun  atau  sekitar  600.000  dan  1.5  juta  kasus  per  tahun.  Umur  penderita  yang  terkena  di Indonesia dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% kasus.  
Beberapa faktor penyebab demam typhoid masih terus menjadi masalah kesehatan penting di Negara berkembang  meliputi  pula  keterlambatan  penegakan  diagnosis  pasti. Penegakan diagnosis demam typhoid saat ini dilakukan secara klinis dan melalui pemeriksaan laboratorium. Hal ini penting untuk membantu usaha penatalaksanaan penderita secara menyeluruh yang juga meliputi penegakan diagnosis sedini mungkin dimana pemberian terapi yang sesuai secara dini akan dapat menurunkan  ketidaknyamanan  penderita,  insidensi  terjadinya  komplikasi  yang  berat  dan kematian serta memungkinkan usaha kontrol penyebaran penyakit melalui identifikasi karier (Risky Vitria Prasetyo, Ismoedijanto Divisi Tropik dan Penyakit Infeksi Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya)
Uji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid dengan mendeteksi antibodi spesifik terhadap komponen antigen S. typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Volume darah yang diperlukan untuk uji serologis ini adalah 1-3 mL yang diinokulasikan ke dalam tabung tanpa antikoagulan.4 Beberapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : (1) uji Widal; (2) tes TUBEX®; (3) metode enzyme immunoassay (EIA); (4) metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA); dan (5) pemeriksaan dipstik
Walaupun belum banyak penelitian yang menggunakan tes TUBEX® ini, beberapa penelitian pendahuluan menyimpulkan bahwa tes ini mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada uji Widal.4 Penelitian oleh Lim dkk (2002) mendapatkan hasil sensitivitas 100% dan spesifisitas 100%.15 Penelitian lain mendapatkan sensitivitas sebesar 78% dan spesifisitas sebesar 89%.9 Tes ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal, dapat digunakan untuk pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana, terutama di negara berkembang.
teknologilaboratoriumkesehatan.blogspot.com/.../demam-typhoid-dan-diagnosis.2010/08/14)


DOWNLOAD FILE :
 

0 komentar: