SKRIPSI PENDIDIKAN ( Perilaku orang tua yang bagaimana yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak )





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan, menurut Ki Hajar Dewantara bahwa tri pusat pendidikan adalah keluarga, sekolah dan organisasi pemuda. Sedangkan menurut profesor M.J. Longeveld tentang lembaga pendidikan dinyatakan ada 3 (tiga) macam, yaitu: keluarga, negara dan lembaga pendidikan agama.[1]
Secara nasional pendidikan harus mempunyai arti positif bagi bangsa. Arti positif pendidikan adalah harapan bangsa Indonesia, bahkan merupakan kesepakatan hukum yang ditetapkan berdasarkan undang-undang yang resmi termuat dalam lembaran Negera Republik Indonesia No. 78 Tahun 2003, yakni Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Di Indonesia, pengakuan penting atas keberadaan lembaga pendidikan keluarga, mulai muncul dalam per undang-undangan secara resmi sejak berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia nomro 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), yang dalam rumusan pengertian pendidikan dinyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”[2]

Dalam proses pendidikan, orang tua adalah sebagai pendidik yang pertama walaupun ada lembaga pendidikan formal dan non-formal, namun unsur keluarga atau orang tua masih sangat dominan sebagai peletak dasar terbentuknya kepribadian anak, memang pekerjaan ini tidaklah mudah, disamping tugas orang tua yang harus  memperhatikan anak secara biologis dan psikologis.
Secara universal kenyataan yang ada bahwa orang tua yang mempunyai perilaku baik cenderung anaknya mempunyai sifat yang baik, begitu juga sebaliknya jika orang tua mempunyai sifat yang buruk maka anaknya akan cenderung mempunyai sifat yang buruk seperti; arogan, bandel dan sebagainya. Karena segala sesuatu yang ada pada diri orang tua sebagian kecil ikut pada anaknya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua yang mempunyai perilaku baik akan berhasil dalam mendidik anaknya dengan baik sehingga menjadi seseorang yang baik karena ada banyak faktor luar tersebut yang ikut berperan dalam sebuah perkembangan kepribadian anak tersebut.
Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6).[3]

Dalam perkembangan selanjutnya dimana keluarga merupakan kelompok kecil yang intinya terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak. Maka proses pendidikan berjalan terus dan disinilah orang tua mulai berperan secara aktif sebagai pendidik pertama dan utama, sedangkan masyarakat berperan pula sebagai pendidikan sesuai dengan tuntutan. Kebutuhan yang semakin berkembang, baik yang berupa berbagai macam keterampilan, agama dan sebagainya.
Pada perkembangan kehidupan manusia yang semakin kompleks dan maju ini, maka pendidikan keluarga harus lebih mengutamakan pembentukan pribadi dan bersifat alami. Karena keluarga merupakan pertumbuhan anak yang pertama, dimana ia mendapatkan pengaruh-pengaruh baik dan buruk dalam hal perilaku maupun pengertian pertama kali dari para anggota keluarganya. Adapun masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu pada awal atau tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tidak mudah hilang atau selalu diingat sampai dewasa, pada mas itu orang tua harus benar-benar menanamkan pendidikan yang baik dan memberikan contoh tauladan baik yang nantinya menjadi anak baik.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Orang Tua Terhadap Perkembangan Pendidikan Anak Di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk.”

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu ditegaskan bahwa perkembangan pendidikan anak terutama di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk, masih banyak permasalahan yang belum diketahui secara jelas, terutama yang menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku orang tua, oleh karena itu di bawah ini penulis mengemukakan beberapa permasalahan yang perlu adanya solusi pemecahannya.
Adapun rumusan masalah dalam skripsi penulis kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Adakah pengaruh perilaku orang tua dalam menentukan perkembangan pendidikan  anak?
2.      Perilaku orang tua yang bagaimana yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk?


C.    Tujuan Penelitian
Segala kegiatan berbentuk apapun yang dilakukan oleh manusia pasti mempunyai tujuan, maka dalam tujuan penelitian skripsi ini tidak lepas dari permasalahan yang akan diteliti dan dicarikan solusinya, yaitu:
1.      Tujuan Umum
a.       Untuk mengetahui dan memahami pengaruh perilaku orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak.
b.      Untuk mengetahui pengaruh orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak.
2.      Tujuan Khusus
Dalam tujuan khusus ini, peneliti akan menghubungkan perilaku dengan situasi dan kondisi hubungan anak dengan orang tua murid kelas III, IV, dan V Semester Genap Tahun Pelajaran 2007/2008 yang ada di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk yang dijadikan sebagai obyek penelitian penulis. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah menghubungi hasil belajar atau prestasi anak yang orang tuanya memberikan perhatian dan anak yang orang tuanya yang acuh.

D.    Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji kebenarannya.[4]
Hipotesis berasal dari kata gabungan yaitu hipo (di bawah) dan tesis (kebenaran). Secara keseluruhan “Hipotesis” berarti di bawah kebenaran. Kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi kebenaran jika telah disertai dengan bukti-bukti. Arti lain dari hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya.[5]
Jadi hipotesis adalah jawaban sementara mengenai kebenaran hubungan dua variabel atau lebih. Hal ini berarti jawaban itu bisa benar atau salah, dan  peneliti dalam mengumpulkan data sebagai bukti dari hipotesis. Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah hipotesis kerja (H1) dan hipotesis Nihil (H0).
a.       Hipotesis kerja (H1)
Yaitu hipotesis yang bernilai positif terhadap masalah yang diteliti dalam penelitian ini berbunyi: “ada pengaruh perilaku orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk”.

b.      Hipotesis Nihil (H0)
Yaitu hipotesis yang bernilai negatif terhadap masalah yang diteliti, hipotesis nihil dalam penelitian ini berbunyi: “tidak ada pengaruh perilaku orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk”.
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis memberikan hipotesis sebagai berikut: “pengaruh perilaku orang tua berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk”.

E.     Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian skripsi ini adalah:
1.      Secara Teoritis
Untuk dijadikan bahan informasi tambahan dan menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengaruh perilaku orang tua berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak.
2.      Secara Praktis
a.       Bagi Lembaga, pembahasan ini diharapkan mampu dijadikan bahan pertimbagan bagi guru bahwa pengaruh perilaku orang tua berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak.
b.      Bagi Masyarakat dan Ilmu pengetahuan, sebagai sumbangan pemikiran bagi khazanah ilmu pengetahuan dan masyarakat.
c.       Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam ilmu Tarbiyah di IAIT Kediri.

F.     Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Orang Tua Terhadap Perkembangan Pendidikan Anak Di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk”, maka penulis akan memberikan beberapa definisi agar dapat dipahami dengan mudah, yaitu:
1.      Pengaruh, adalah “daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang berkuasa atau yang berkekuatan.”[6]
2.      Perilaku, adalah “cara menjalankan atau berbuat”.[7]
3.      Perkembangan adalah “proses terjadinya perbuatan dalam melakukan sesuatu”.[8]
4.      Pendidikan, adalah “proses perbuatan mendidik mengenai akhlak dan kecerdasan.”[9]

Dari definisi operasional diatas, yang peneliti maksudkan pada skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Orang Tua Terhadap Perkembangan Pendidikan Anak Di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk” adalah daya atau usaha orang tua membawa dampak positif dalam pendidikan anak di MI PSM Katerban II Baron Nganjuk.

G.    Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika pembahasan (tahapan) yang merupakan gambaran umum dari skripsi sebagai berikut :
BAB       I : Pendahuluan, pada bab pendahuluan ini di dalamnya berisi beberapa bagian yaitu; latar  belakang  masalah, rumusan masalah,  tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah dan sistematika pembahasan.
BAB    II:  Kajian Pustaka dalam  bab  ini  merupakan  landasan  teori  untuk  mengawali data yang telah disajikan berkenaan dengan isi skripsi ini, yang terdiri dari; pengertian orang tua dan peranannya, pengertian anak, faktor penyebab perkembangan pendidikan anak dan pengaruh perilaku orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak.
BAB    III: Dalam metodologi penelitian ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi peneliti, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pendekatan keabsahan data dan tahapan-tahapan penelitian.
BAB    IV: Dalam paparan data dan temuan penelitian berisi tentang deskripsi singkat keadan objek, penyajian data, analisis data dan temuan penelitian.
BAB    V:  Dalam bab lima ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran-saran yang   relevan dengan permasalahan yang ada.


[1] Sumadi Tjiptoyuwono, Mengungkap Keberhasilan Pendidikan dalam Keluarga, Bina Ilmu, Surabaya, 1995, Hal : 1
[2] UU RI No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas, 49.
[3] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Risalah Press, Jakarta, 1993, Hal : 951
[4] Sumadi Suryabrata, BA., Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo, Jakarta, 1992, Hal : 69.
[5] Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II (cetakan XV), (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 1994), 257.
[6] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cetakan VIII), Balai Pustaka, Jakarta, 1985, Hal : 731
[7] Ibid., Hal : 553
[8] Ibid., Hal : 473-474
[9] Ibid., Hal : 250

0 komentar: